Lemak pada perut adalah sebuah momok bagi para wanita. Namun kini, timbunan lemak tidak hanya berbahaya bagi kaum hawa melainkan bagi semua orang. Tidak hanya mengganggu aktfitas dan mengakibatkan obesitas, namun lemak yang tertimbun dalam perut ternyata juga mempengaruhi fungsi otak,

Diberitakan melalui situs CNN, sebuah studi terbaru yang diterbitkan di jurnal neurology menyatakan bahwa terdapat keterkaitan antara lemak pada perut dengan penyusutan materi abu-abu dalam otak. Tidak hanya penyusutan materi abu abu yang memiliki banyak sekali sel saraf di dalamnya, namun penyusutan juga terjadi di daerah-daerah tertentu pada otak.

Daerah otak seperti pallidum, nucleus accumbens, putamen, dan caudate adalah daerah yang akan menyusut sejalan dengan semakin menumpuknya lemak di perut. Semua bagian ini terlibat dalam system pengaturan motivasi dan penghargaan diri pada manusia. “Tidak jelas apakah kelainan pada struktur otak akan menyebabkan obesitas ataukah obesitas yang menyebabkan perubahan struktur otak.” Ujar penulis studi Mark Hammer.

Meski ada beberapa kekurangan, penelitian ini dianggap kuat dengan adanya sampel penelitian yang mencapai hampir 10 ribu orang. Salah satu ahli psikiatri di Universitas Stanford juga mengatakan bahwa penelitian tersebut perlu dilakukan eksplorasi lebih dalam terkait aspek inflamasi, nutrisi dan kesehatan jantung ―untuk lebih memahami potensi hubungan antara otak dan obesitas.

Hasil penelitian seperti ini adalah sebuah pengingat bahwa tak ada salahnya bagi masyarakat Indonesia untuk lebih waspada dalam menjaga kesehatan otak sejak dini. Menjalani gaya hidup sehat dengan menghindari kebiasaan merokok, mengurangi konsumsi makanan cepat saji dan rutin berolahraga adalah beberapa hal baik yang mampu jadi pilihan. Selanjutnya, apabila mengalami gejala-gejala yang berkaitan dengan otak, masyarakat harus lebih tanggap dengan melakukan pemeriksaan ke dokter ahli terdekat dan banyak berkonsultasi.

Sumber : cnn indonesia