Pernahkan anda menjumpai pasien dengan keluhan nyeri kepala yang progresif (makin lama makin nyeri) dan tanpa provokasi (Spontan Headache) ?

Berikut adalah penjelasan terkait Basic Neurooncogenesis in Brain Tumor oleh Dr. Joni Wahyuhadi, dr., Sp.BS (K) dalam Surabaya Brain Tumor Update 2018 Download disini dan lihat videonya disini

Sakit kepala merupakan gejala awal tumor otak yang tersering dialami oleh pasien. Sebanyak 23,5% pasien mengalami sakit kepala sebagai manifestasi awal tumor otak. Pada anak dengan tumor otak, gejala sakit kepala menjadi lebih banyak yaitu sebanyak 41%. Kejang terjadi pada 21.3% pasien dengan tumor otak.

Terdapat 6 gejala kardinal (gejala yang sering muncul) pada pasien dengan tumor otak, yaitu:

  1. Nyeri kepala (headache). Nyeri kepala yang khas mengarah ke tumor adalah nyeri kepala yang progresif (makin lama makin nyeri) dan tanpa provokasi (Spontan Headache). Nyeri kepala sering terjadi saat bangun tidur karena terjadi peningkatan tekanan intrakranial. Nyeri kepala juga dapat terjadi pada aktivitas yang memicu kenaikan intrakranial seperti saat batuk atau mengejan.
  2. Kejang pada pasien yang tidak memiliki riwayat kejang sebelumnya. Kejang bisa bersifat fokal, global maupun kejang fokal yang diikuti dengan kejang global.
  3. Gejala yang ketiga adalah perubahan fungsi mental (mental behavior changes). Hal ini dapat terjadi karena lokasi tumor terletak di lobus frontal maupun adanya penekanan di lobus frontal akibat tekanan intrakranial yang meningkat (sehingga dapat megakibatkan gangguan personality).
  4. Gangguan endokrin atau sistem metabolisme tubuh. Gangguan yang dapat terjadi seperti pertambahan berat badan sehingga menjadi gemuk, gangguan mentruasi, hipertensi intrakranial dan fertility (gangguan kesuburan).
  5. Gangguan neurologis (Localizing Neurologic Deficit) seperti hemiparese, paraparese, tetraparese ataupun gangguan nervus kranial I-XII.
  6. Gejala peningkatan intrakranial seperti mual, muntah, cephalgia, gangguan tidur, hingga kebutaan.

Gejala-gejala tersebut tidak muncul bersamaan, tergantung dimana lokasi yang lebih dominan. Namun prinsipnya adalah gejala tumor otak tergantung dua hal, yaitu efek masa dan kerusakan fokal dalam otak. Efek masa dikarenakan peningkatan tekanan dalam otak dan efek yang diakibatkan oleh tumor tersebut. Tiap bagian otak memiliki fungsi sendiri sendiri, sehingga kerusakan terjadi tergantung lokasinya.

Bagaimana proses diagnosa tumor otak ?

Proses diagnosa tumor otak pada dasarnya sama dengan penyakit lainnya. Pertama dimulai dari anamnesis mengenai enam tanda kardinal tumor otak perjalanan keluhan yang bersifat slowly progressive. Semakin lama gejala semakin memberat dan memerlukan waktu. Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik. Gejala yang ditemukan perlu dibuktikan dengan berbagai pemeriksaan fisik, seperti tanda peningkatan tekanan intrakranial (TIK).

Contoh temuan pemeriksaan yang khas pada peningkatan TIK adalah pada pupil dan tanda-tanda efek masa. Tanda-tanda efek masa tergantung pada lokasi masa. Sebagai contoh tanda masa di lobus frontal akan mengakibatkan gejala gangguan analitik atau perilaku. Jika masa di lobus temporal akan ada gangguan dibagian pendengaran dan pengelihatan. Massa di lobus occipital akan mengakibatkan gangguan penglihatan.

Penekanan di batang otak juga dapat memberikan gejala yang khas. Di batang otak terdapat tiga bagian penting, yaitu nucleus nervus kranialis III-XII, traktus piramidalis dan spinotalamikus yang berfungsi untuk motorik dan sensorik, dan yang terakhir adalah fungsi kesadaran.

Proses selanjutnya adalah pemeriksaan penunjang tambahan sesuai hasil pemeriksaan fisik dan anamnesa sebelumnya. Untuk screening dilakukan dapat dilakukan pemeriksaan menggunakan CT-Scan baik dengan kontras maupun tanpa kontras. Ada tumor yang dapat terlihat jelas pada pemeriksaan dengan CT-Scan baik dengan kontras maupun tanpa kontras. Dari hasil CT-Scan kita dapat mengetahui

  1. Letak tumor
  2. Hubungan dengan struktur sekitar
  3. Apakah menyerap kontras atau tidak yang mengindikasikan keganasan
  4. Batas tumor
  5. Jumlah tumor

CT-Scan tidak selalu dilanjutkan dengan (magnetic resonance imaging) MRI. MRI dilakukan apabila perlu melihat tumor yang lebih kecil, memperjelas batas batas tumor ataupun melihat edema serebri yang berat. Jika ingin melihat lebih jelas mengenai sifat tumor dapat dilakukan SPECT atau PET scan untuk melihat metabolisme otak. Jika tumor berada dekat pembuluh darah, maka perlu dilihat apakah tumor tersebut mengakibatkan obstruksi atau menekan pembuluh darah. Hal tersebut sangat berkaitan dengan teknik pembedahan yang akan dilakukan . untuk mengevaluasi anatomi pembuluh darah dapat dilakukan Cerebral CT-Angiography.

Jika gejala tumor mengakibatkan perubahan metabolisme tubuh, seperti pada kasus tumor suprasella yang menekan kelenjar pituitari dan hipothalamus, maka perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium terkait fungsi endokrin  sesuai dengan temuan klinis endokrin yang mengalami gangguan. Fungsi endokrin antara lain fungsi somatik, fungsi seksual dan fungsi metabolisme.

Beberapa kasus memerlukan pemeriksaan tumor marker spesifik, misalnya pada kasus tumor metastasis untuk mencari sumber tumor primernya atau pada kasus Germ cell tumor untuk memperkiraan jenis selnya. Jadi pemilihan pemeriksaan tambahan harus dilakukan dengan tepat dan dikerjakan oleh ahlinya. Setelah itu baru dapat ditegakkan diangnosis, kemudian dapat diberikan manajemen sesuai dengan temuan pemeriksaan tersebut. Manajemen tergantung jenis tumor, lokasi tumor dan kemampuan fasilitas layanan kesehatan (Sumber Daya Manusia dan sarana).