Tumor otak merupakan pertumbuhan sel yang tidak normal dan terjadi di otak, baik yang sifatnya kanker maupun non-kanker. Tumor bisa muncul di otak maupun kanker di bagian tubuh yang lain namun menyebar ke otak. Di Indonesia, terdapat sekitar 150 ribu kasus tumor otak per tahunnya. Tumor otak memerlukan dokter ahli dan diagnosa yang tepat untuk menentukan metode pengobatan. Tumor otak bisa muncul di lokasi yang berbeda di otak dan menimbulkan gejala yang berbeda tergantung lokasi dan ukurannya. Sehingga, tes lab dan pencitraan tumor otak sangat diperlukan untuk mengetahui seberapa parah tumor tersebut. 

Apa penyebab tumor otak?

Hingga saat ini, para ahli belum menemukan penyebab jelas munculnya tumor otak. Tumor bisa saja muncul di atau berasal dari otak atau kanker yang menjalar ke bagian otak. Tumor yang berasal dari otak dikenal dengan istilah tumor primer. Sedangkan, tumor yang berasal dari sel – sel kanker yang menyebar atau menjalar ke otak. Hal ini memberikan penjelasan bahwa tumor otak dan kanker otak itu berbeda. Tumor otak bisa saja tidak menyebabkan kanker. Diantara kedua kasus tersebut, dokter lebih banyak menemukan kasus tumor otak primer atau jinak.

Apa sebenarnya yang menjadi faktor risiko yang menyebabkan tumor otak? 

Walaupun sampai saat ini belum dapat ditentukan dengan pasti penyebab tumor otak primer, telah teridentifikasi beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya tumor otak, yaitu:

  1. Risiko tumor otak akan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Tumor otak paling sering pada orang usia lanjut, namun bagaimanapun juga tumor otak dapat muncul pada usia berapapun. Ada beberapa jenis tumor otak yang hanya muncul pada anak-anak
  2. Paparan radiasi. Orang yang terkena paparan radiasi jenis ionizing radiation akan memiliki risiko lebih besar terjadi tumor otak. Contoh radiasi jenis ini antara lain pasien yang menjalani terapi radiasi atau pada radiasi pada daerah yang terkena bom nuklir.
    Bentuk radiasi lain seperti medan elektromagnetik dari saluran listrik tegangan tinggi atau radiasi radio frekuensi dari telepon seluler dan oven microwave  belum terbukti berhubungan langsung dengan resiko tumor otak
  3. Riwayat keluarga dengan tumor otak. Ada jenis tumor otak tertentu yang muncul pada orang dengan riwayat keluarga mengidap tumor otak atau mengalami kelainan sindrom genetik

Kondisi lainnya yang bisa menjadi faktor risiko tumor otak

Selain tiga faktor utama diatas, ada beberapa kondisi lainnya yang bisa memungkinkan munculnya tumor otak diantaranya obesitas, HIV/AIDS, riwayat kanker, dan cacar air. Dokter pernah menemukan beberapa kasus tumor otak yang muncul dari pasien dengan kelebihan berat badan. Tidak hanya pada orang dewasa, tetapi juga anak – anak yang memiliki berat badan lebih dari 4 kg memiliki kemungkinan tumor otak jenis astrositoma atau embrional. 

Penderita HIV/AIDS juga memiliki risiko yang lebih besar terkena tumor otak akibat melemahnya sistem kekebalan tubuh. Hal ini masih berupa kemungkinan karena dalam beberapa kasus, dokter menemukan orang dengan HIV/AIDS memiliki risiko terkena tumor jenis limfoma SSP. Para ahli menemukan adanya virus Epstein-Barr pada penderita limfoma SSP. Pasien HIV/AIDS memiliki risiko tinggi menghasilkan virus tersebut. 

Lalu apa hubungannya dengan cacar air? Sebuah penelitian dari American Brain Tumor Association menemukan bahwa orang dengan riwayat cacar air memiliki risiko yang kecil untuk mengidap tumor otak. 

Bagaimana mencegah risiko tumor otak?

Pola hidup sehat menjadi langkah yang tepat untuk bisa mengurangi kemungkinan terkena tumor otak. Mulai dari menjaga keseimbangan pola makan, olahraga, dan istirahat hingga membatasi paparan radiasi, dan rokok. Anda juga bisa mulai melakukan check-up atau pemeriksaan rutin untuk bisa mendeteksi hal yang tidak normal pada tubuh. Semakin cepat tumor otak teridentifikasi, semakin besar peluang untuk menanganinya. Selain itu, kemungkinan untuk mempertimbangkan berbagai metode penanganan juga masih dimungkinkan jika ukuran tumor masih kecil dan belum menyebar. Dokter juga bisa lebih tanggap dalam mempertimbangkan resiko dan faktor kesehatan yang lain. 

Baca juga : Pemeriksaan Tumor Otak, Apa Saja Gejala Tumor Otak?