Operasi Otak Maradona

Tumorotak

Baru-baru ini ada kabar yang kurang menggebirakan dari pemain legendaris sepakbola Argentina Diego Armando Maradona. Dikabarkan Maradona menjalani oeprasi otak karena ada penggumpalan darah di dalamnya. Kasus ini sebenarnya bukan yang pertama kali terjadi pada selebriti di bidang sepak bola. Jika kita ingat, ada Sir Alex Ferguson yang juga mengalami pendarahan otak pada waktu itu.

Dikatakan, Maradona mengalami Subdural Hematoma, yang artinya datang dalam kondisi baik-baik saja, lalu ditemukan ternyata ada suatu pendarahan dan akan dilakukan operasi.

Lalu, apa itu subdural hematoma yang dialami Maradona?

Dalam kasus subdural hemorrhage, ada tiga, yaitu subdural hemorrhage akut, sub akut, subdural hemorrhage kronis. Jika yang akut biasanya usia dibawah 3 hari, sub akut diantara 3 hari – 3 minggu, kronis diatas 3 minggu. Perbedaannya adalah biasanya jika yang akut karena ada proses trauma, pasien yang mengalami ini kemungkinan besar pernah terbentur dalam kurun waktu dibawah 3 hari. Paling sering disebabkan karena kecelakaan. Kemudian subdural kronis diatas 3 minggu. Biasanya dikarenakan proses penuaan. Usia diatas 70 tahun, maka bagian di dalam otak akan mengecil.

Kita harus menyadari bahwa manusia mengalami degenerasi dengan otaknya mulai mengecil. Karena otak yang mulai mengecil, maka ruang dalam intrakranial menjadi longgar, dan ini berbahaya. Mengapa? Sedikit gerakan saja itu bisa memicu terjadinya perdarahan. Dan dalam proses perdarahan, darah didalam otak akan mengalami pengenceran, seperti oli.

Jika mempunyai saudara, kakek atau nenek yang sudah tua yang pernah terbentur walaupun ringan, itu berisiko terjadi guncangan yang cukup keras pada otak. Ketika masih muda, otak menempel pada tempurung kepala, sedangkan jika sudah tua maka otak akan mengecil dan ada ruang antara otak dan tempurung kepala, sehingga jika terjadi benturan, akan tergoncang. Dan goncangan tersebut bisa menyebabkan pembuluh darah kecil di permukaan otak menjadi putus. Lama-kelamaan darah yang menetes akan menebal dan tidak dapat diserap oleh tubuh, sehingga terbentuk suatu lapisan yang akan menebal seiring dengan waktu.

Biasanya gejala baru muncul (kronis) 3 minggu setelahnya atau bahkan sudah lupa kapan pernah terjadi benturan. Tindakan yang dilakukan jika masih akut yaitu operasi, tetapi jika sudah kronis maka di bor, dibuatkan lubang kecil sebesar kuku jari, lalu dimasukkan selang sebesar isi bolpoin dipasang di permukaan otak dan darah akan mengalir. Mengapa jika masih akut di operasi dan jika sudah kronis di bor? Karena jika akut, darah akan berupa gumpalan, sedangkan jika kronis darah di otak akan mengalami pengenceran.

Kapan kita harus curiga pusing yang mengarah ke SDH (Subdural Hematoma)? Apakah ada ciri khasnya? Biasanya nyeri kepala atau biasanya disebut cekot-cekot. Nyeri kepala seperti ini biasanya progresif. Dari yang pertama ringan, kemudian mulai memberat, lalu memberat, bahkan yang terakhir nyeri kepala yang persistent, artinya walaupun sudah diberi obat pun sudah tidak berguna lagi. Selanjutnya, kesadaran menurun. Biasanya orang yang mengalami ini jika tidur akan sulit dibangunkan, mudah mengantuk. Dan yang terakhir mengalami kelemahan di satu sisi tubuh.

Jika di usia senja terjadi benturan, apakah lebih baik dilakukan pemeriksaan CT Scan? Sebenarnya indikasi CT Scan adalah memang untuk usia diatas 60 tahun. Walaupun benturan kecil, belum tentu akan muncul gejala. Maka diperlukan CT Scan untuk mendeteksi keluhan sebelum bergejala, karena jika sudah bergejala biasanya sudah lebih berat.

Baca juga : Apa itu Kraniotomi?Tumor Otak Harus Selalu Dioperasi?