Berikut adalah penjelasan terkait Tips and Pitfalls in Obstetric Cases oleh Dr. Pungky Mulawardhana, dr. Sp.OG (K). dalam Surabaya Brain Tumor Update 2018 Download disini dan lihat videonya disini
Apakah kontrasepsi hormon dapat meningkatkan resiko terkena tumor otak ?
Glioma dan meningioma adalah jenis primary brain tumor yang paling sering terjadi. Hingga sekarang masih belum dapat ditentukan penyebab yang jelas dari tumor ini.
Penelitian yang dilakukan oleh wigertz, 2006 yang melibatkan wanita usia 20-69 tahun, 178 wanita dengan meningioma, 115 glioma, dan 323 kontrol. Didapatkan hasil pada wanita yang mengunakan kontrasepsi hormonal jangka panjang seperti subdermal implant, injeksi, dan IUD memiliki faktor resiko lebih tinggi dalam terkena meningioma.
Reseptor hormon dapat ditemukan pada tumor otak. Reseptor progesteron ada pada 2/3 kasus meningioma, reseptor esterogen ada pada 1/10 kasus dan reseptor androgen ada 2/3 kasus . Selain itu reseptor hormon juga ditemukan pada.
Hasil penelitian lain menunjukkan hasil bahwa pengunaan kontrasepsi hormonal secara oral tak ditemukan hubungan yang jelas dengan tumor otak. Sedangkan pada pengunaan kontrasepsi hormonal lainnya subdermal implant, injeksi meningkatkan risiko terkena tumor otak (meningioma) 1.5 kali, dan bila digunakan lebih dari 10 tahun bisa meningkat hingga 2.7 kali.
Pada kasus tumor otak glioma tidak ditemukan pola yang jelas.
Hal yang sama juga terjadi pada kasus wanita yang post menopause pada terapi penggantian hormonal ( terapi sulih hormone).
Apakah Pasien dengan kanker pada organ kandungan beresiko menyebar ke otak ?
Tumor otak sering akibat dari metastasis, tetapi gynecology malignancy jarang menimbulkan metastasis hingga ke otak. Ca Uteri merupakan salah satu penyebab kanker pada wanita yang memiliki angka mortalitas yang cukup tinggi. Jenis ca ini sering mengalami metastasis karena lokasinya dikelilingi oleh banyak saluran limfatik, sehingga mudah untuk metastasis, tetapi jarang menuju ke otak.
Otak, tulang, liver, dan paru adalah lokasi paling mudah dalam terkena metastasis. Tetapi keganasan pada traktus genital wanita sering dibilang neurophobic, karena jarang menimbulkan metastasis pada jaringan otak. Bila terjadi metastasis maka jalur utama penyebaran adalah melalui darah/ hematogen, tapi bisa juga melalui batson plexus/paravertebral venous plexus.
Gejala yang sering terjadi apabila telah ada metastasis ke otak adalah nausea, muntah, sakit kepala, hemiplegi dan convultion. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan tekanan intrakranial. Gejala yang terjadi bersifat tiba tiba, dan semakin memberat .
Kejadian brain metastasis akibat traktus genital wanita paling sering adalah dari ovarium, dibandingkan dari endometrial, cervix dan lainnya.
Kanker endometrium salah satu kanker yang paling sering terjadi. Proses penyebarannya melalui limfatik yang paling sering, dan bisa juga lewat hematogen. Metastasis otak dari endometrium sangat jarang, biasanya menyebar ke otak bila sudah stadium yang sangat parah yaitu stadium III/IV. Terapi utamanya adalah histerektomi total dari abdominal. Lokasi yang sering terkena adalah di cerebrum dan berupa single lesi. Jarak terjadinya metastasis setelah terjadi primary ca endometrium adalah kurang lebih 17 bulan. Tetapi pasien bisa saja datang dengan diagnosis tumor otak dan ca endometrial bersamaan, atau bahkan terdeteksi tumor otak dulu baru terdeteksi ca endometrium.
Apabila sudah terdeteksi metastasis tumor maka perlu dilakukan follow up menggunakan brain imaging. Yang terpenting adalah menemukan tumor otak sedini mungkin, karena dengan menemukan tumor otak sedini mungkin kita dapat mencegah terjadinya kerusakan yang lebih parah, dan prognosisnyapun akan lebih baik