Kapan kita harus mencurigai kemungkinan tumor otak pada pasien dengan penurunan fungsi penglihatan?

Berikut adalah penjelasan terkait Tips and Pitfalls in Ophthalmologic Cases oleh Dr. Delfitri Lutfi, dr. Sp.M (K) dalam Surabaya Brain Tumor Update 2018 Download disini dan lihat videonya disini

Konsep dasar fungsi penglihatan dibagi menjadi tiga, yaitu:

  1. Penglihatan sentral (tajam penglihatan),
  2. Penglihatan warna, dan
  3. Lapang pandang.

Jika pasien mengeluh adanya penurunan tajam penglihatan diikuti dengan cephalgi, muntah proyektil (menyembur/menyemprot), dan penglihatan ganda maka keluhan tersebut dapat dicurigai sebagai gejala dari tumor otak.

Perjalanan gejala tumor otak pada mata diawali oleh penurunan contrast sensitivity, dimana terjadi penurunan kemampuan untuk melihat warna merah. Selanjutnya, akan muncul keluhan penurunan tajam penglihatan yang progresif selama 3-6 bulan dan tidak membaik jika dikoreksi dengan kacamata.

Gangguan lapang pandang berupa bitemporal hemianopsia dapat terjadi pada tumor suprasella yang menekan optic chiasma

Pasien mengeluh berulang kali mengganti ukuran kacamata, Adakah hubungan dengan tumor otak ?

Berulang kali mengganti ukuran kacamata adalah tanda dari penurunan visus progresif. Perlu adanya anamnesis untuk menghilangkan kecurigaan penyakit metabolik seperti diabetic retinopati. Penurunan visus sendiri tidak selalu menandakan adanya tumor otak, namun keberadaan gejala penyerta dapat meningkatkan kecurigaanya.

Penurunan visus progresif sendiri merupakan salah satu tanda dari atrofi optic. Atrofi optic yang disebabkan oleh kompresi tumor otak pada nervus optikus biasanya diikuti oleh RAPD  ( reflek afferent pupillary defect ) positif dan scotoma sentral.

Nervus optikus paling rentan terhadap kompresi terutama pada tumor di canalis opticus karena letaknya yang melekat pada tulang. Selain nervus optikus, massa juga dapat mengkompresi N.III, N.IV, dan N,VI. Kompresi pada nervus optikus dapat disebabkan oleh meningioma, tumor orbita, penyakit tiroid , aneurisme carotis atau pituitary adenoma

Pasien merasa melihat dobel dan membaik jika menutup salah satu mata, apa yang kira-kira terjadi ?

Penglihatan dobel atau disebut juga diplopia memiliki banyak etiologi. Lewat anamnesis, pastikan bila pasien memang benar-benar melihat dobel atau kabur.

Terdapat dua klasifikasi diplopia

  1. Uniocular diplopia : gangguan hanya terjadi pada satu mata dan menetap walau mata sehat ditutup. Umumnya disebabkan oleh kesalahan refraksi.
  2. Binocular diplopia : . gangguan membaik apabila salah satu mata ditutup. Apabila binocular fusion terganggu berarti terdapat gangguan pada saraf-saraf pengerak otot ekstraokuler sehingga geraknya tidak simetris.

Bola mata digerakan dengan 6 otot ekstraokuler dan dipersyarafi oleh nervus cranialis yaitu N.III (N. occulomotorius), N. IV (N.trochlearis), dan N.VI (abducens). N.III menginervasi otot-otot ekstraokuler kecuali M. rectus lateralis (oleh N.VI) dan M. Obliqus superior (N.III). Sehingga jika mengetahui inervasi serta fungsinya, melalui pemeriksaan lapang pandang dapat mengetahui defek terjadi pada saraf cranialis yang mana.

Secara anatomis, terdapat lokasi-lokasi tertentu yang dapat mengkompresi saraf tersebut. Pada canalis opticus , posisi N. III dan N.VI berdampingan sehingga gerakan bola mata terbatas pada semua sisi kecuali oblique ke temporoinferior. Pada sinus cavernosus di post chiasma, tumor yang ukuranya kecil sekalipun dapat mengkompresi N.VI karena secara anatomis jarasnya terletak paling lateral. Lesi pada fasiculus longitudinalis medialis akan menyebabkan internuclear opthalmoplegia (INO) sehingga terjadi gangguan saat adduksi ipsilateral dan nystagmus dari abduksi mata kontralateral.