Meningitis

Tumorotak

Otak dan sumsum tulang belakang manusia pada dasarnya dibalut oleh lapisan tipis seperti lapisan pada telur. Dalam dunia medis, lapisan pembungkus otak dan sumsum tulang ini disebut dengan meningen. Peradangan pada selaput pembungkus otak dan sumsum tulang inilah yang disebut meningitis.

Bagi sebagian besar orang, meningitis terdengar asing dibandingkan penyakit infeksi lainnya. Walau begitu, meningitis tidak boleh dianggap remeh, Meningitis merupakan keadaan kegawatdaruratan medis yang harus mendapat prioritas penanganan. Ini dikarenakan kondisi kasus ringan pada meningitis saja dapat mengakibatkan hilangnya pendengaran, jika dibiarkan maka akan lebih membahayakan.

Meningitis terkadang sulit dikenali, karena memiliki gejala awal yang serupa dengan flu, seperti demam dan sakit kepala. Penyebab terjadinya meningitis bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur atau parasit. Penyebab paling sering dari meningitis adalah akibat infeksi baktei atau virus yang bersumber dari telinga, sinus, tenggorokan atau sekitar gigi serta rongga mulut.

Meski gejala awalnya mirip dengan flu, gejala meningitis sangat bervariari tergantung penyebab dan usia pasien. Pada orang dewasa, gejala yang sering ditemukan adalah nyeri kepala hebat, kaku kuduk (keterbatasan dalam menggerakkan leher ke depan dan kekakuan tengkuk kepala). Sedangkan pada anak anak, gejala yang paling sering adalah rewel dan anak terlihat tidak sehat.

Secara umum berikut beberapa gejala pada meningitis:

  1. Demam dan menggigil, terutama pada anak anak dan bayi baru lahir
  2. Perubahan kondisi mental (tampak kebingungan atau mengantuk hingga sulit dibangunkan)
  3. Mual muntah
  4. Sensitif terhadap cahaya (fotofobia)
  5. Sakit kepala hebat
  6. Leher kaku
  7. Kejang

Virus dan bakteri penyebab meningitis dapat sangat menular melalui kontak langsung seperti bersin atau batuk, dan beberapa faktor lainnya yang dapat meningkatkan risiko mengalami meningitis:

  1. Anak usia dibawah 5 tahun
  2. Seseorang yang memiliki daya tahan tubuh (imunitas) rendah
  3. Bepergian ke daerah rawan meningitis
  4. Tinggal di tempat berlingkup komunitas seperti asrama (bersama-sama dengan jumlah banyak)

Penanganan meningitis sangat bergantung pada jenis meningitis yang dialami pasien. Untuk memberikan diagnosis yang tepat, umumnya dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan seperti tes darah, CT Scan atau MRI, serta dilakukan pungsi lumbar (prosedur pengambilan cairan tulang belakang dan otak (serebrospinal) untuk kemudian diperiksa di laboratorium. Prosedur ini dilakukan dengan cara menusukkan jarum ke celah tulang belakang di punggung bagian bawah). Meningitis merupakan kegawatdaruratan medis, penanganan harus dikerjakan secara intensif oleh dokter di rumah sakit. Segera kunjungi rumah sakit jika Anda atau orang terdekat Anda mengalami gejala yang serupa dengan meningitis. Deteksi dini dan penanganan yang tepat dapat menekan komplikasi lanjutan.

 

Baca Juga
Gangguan Penglihatan pada Pasien Tumor Otak
Hidrosefalus
Mitos dan Fakta Tumor Otak
Astrocytoma: Penyebab, Gejala, serta Penanganan