Astrocytoma: Penyebab, Gejala, serta Penanganan

Tumorotak

Astrocytoma adalah jenis kanker yang dapat terbentuk pada otak atau sumsum tulang belakang dan berasal dari sel astrosit. Sel astrosit adalah sel berbentuk bintang yang membentuk jaringan penyokong otak dan membantu menghantarkan informasi antar sel saraf.

Gejala yang ditimbulkan bervariasi, tergantung dengan area tumor itu sendiri. Apabila tumor tumbuh di otak, gejalanya dapat berupa kejang, sakit kepala, dan mual. Sedangkan jika astrocytoma berada di sumsum tulang belakang dapat menyebabkan kelemahan pada area yang terkena tumor. Astrocytoma bisa berupa tumor jinak yang tumbuh lambat maupun tumor ganas atau kanker yang dapat berkembang dengan cepat.

Secara umum gejala astrocytoma meliputi:

  • Sakit kepala terus-menerus
  • Mual dan muntah, kehilangan nafsu makan
  • Penglihatan ganda atau kabur
  • Kesulitan berbicara
  • Kemampuan kognitif menurun
  • Kelemahan pada anggota badan
  • Kejang

Astrocytoma sendiri dibedakan menjadi beberapa grade atau stadium. Dibedakan berdasarkan kecepatan pertumbuhan, dan persebarannya.

  1. Grade I (Seringkali dianggap tumor paling jinak. Bersifat lambat dalam pertumbuhan dan tidak menyebar walau dapat mencapai ukuran besar. Biasanya ditemukan pada bagian otak kecil yang mengatur keseimbangan atau jalur optik yang berhubungan dengan fungsi penglihatan)
  2. Grade II (Bersifat lambat dalam pertumbuhan, namun memiliki batas yang kurang tegas sehingga sering kali menyulitkan saat akan diambil tumornya. Tumor di grade ini juga dapat kembali tumbuh walaupun telah dibuang)
  3. Grade III (Memiliki sifat bertumbuh dengan cepat. Memiliki batas serupa tentakel yang sering kali tumbuh ke jaringan sekitarnya sehingga akan ada tumor yang tersisa.
  4. Grade IV (Grade ini merupakan grade tumor otak yang paling ganas, agresif, dan umumnya menyebar ke jaringan otak terdekat. Astrocytoma grade 4 sering disebut Glioblastoma)

Bagaimana kita mengetahui apakah gejala yang kita alami mengarah pada tumor otak astrocytoma? Apakah dokter bisa langsung memberikan diagnosis pada pasiennya?
Tentu saja dokter tidak bisa langsung mengetahui jika hanya melihat pasien tersebut. Dokter akan melakukan sejumlah evaluasi lengkap, yang terdiri dari:

  • Anamnesis atau wawancara medis mendetail meliputi tanda dan gejala yang dirasakan, riwayat penyakit, serta pemeriksaan penglihatan, pendengaran, keseimbangan, kekuatan, dan refleks pasien.
  • Pemeriksaan fisik: bertujuan untuk mengatahui adanya tanda peningkatan tekanan intrakranial (kepala), kelumpuhan saraf kranial, hemiparesis atau kelemahan pada satu sisi tubuh, adanya refleks abnormal atau kelainan pada refleks tendon dalam
  • Pemeriksaan penunjang seperti MRI. Selain itu dapat dipertimbangkan untuk dilakukan CT-Scan, angiografi, PET-Scan

Setelah dilakukannya diagnosis, pengobatan untuk astrocytoma disesuaikan dengan tipe, ukuran, lokasi, dan persebarannya. Beberapa pilihan penanganan dari dokter meliputi:

  • Pembedahan: bertujuan untuk mengangkat tumor sebanyak mungkin, apabila tumor berada di dekat jaringan otak sensitif yang membuat area tersebut terlalu berisiko, maka tim dokter akan mengangkat tumor semaksimal mungkin selama tidak membahayakan daerah sensitif tersebut, biasanya akan ada yang tersisa jika memang lokasi yang kurang memungkinkan.
  • Terapi radiasi: dapat diberikan setelah pembedahan untuk membantu mematikan sisa-sisa sel tumor. Menggunakan sinar berenergi tinggi, seperti sinar-X atau proton untuk membunuh sel kanker.
  • Kemoterapi: sering dilakukan setelah operasi untuk membunuh sel tumor yang mungkin tersisa. Menggunakan obat-obatan yang dapat diminum dalam bentuk pil atau melalui pembuluh darah di lengan pasien. Bisa juga dikombinasikan dengan terapi radiasi untuk tumor ganas
  • Pengobatan simtomatik (mengatasi gejala), seperti antikonvulsan untuk mengatasi kejang, atau kortikosteroid karena pembengkakan

Setelah mendapat penanganan, pasien juga menjalani kontrol rutin sesuai dengan arahan dari dokter untuk mengobservasi apabila terjadi kekambuhan.

 

Baca Juga
Stres Berlebihan Memicu Sakit Kepala, Benarkah?
Gangguan Penglihatan pada Pasien Tumor Otak
Hidrosefalus
Mitos dan Fakta Tumor Otak